Ragam Teknologi eLearning Untuk Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Posted by

Teknologi eLearning Pelatihan Pengembangan Karyawan

Saat ini ada beragam pilihan dan perkembangan teknologi e-Learning yang akan membantu program pelatihan dan pengembangan karyawan. Apakah benar lebih praktis, efektif dan membawa pengalaman belajar yang menyenangkan?

Metode e-Learning untuk pembelajaran baik di lembaga pendidikan maupun untuk pelatihan di perusahaan banyak diminati karena fleksibel dan efisien.  Terutama di era teknologi informasi saat ini, tren e-Learning pun akan semakin berkembang. Faktor tampilan yang interaktif dan menarik, analisis data, pengalaman belajar, kemudahan akses adalah beberapa keunggulan dari e-Learning.

Bagi perusahaan, e-Learning menjadi salah satu metode pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing dan membantu para karyawan mengembangkan diri dan kariernya. Seperti apa teknologi e-Learning saat ini, apakah pelatihan dan pengembangan karyawan menjadi lebih baik.  Berikut ini adalah ragam teknologi e-Learning untuk pelatihan dan pengembangan karyawan agar menjadi lebih praktis dan efektif.

  1. Learning Experience Platform (LXP)

Jika sebelumnya kita mengenal Learning Management System (LMS) di dunia eLearning, maka kemudian hadir Learning Experience Platform (LXP) yang menjadi alternatif teknologi pembelajaran baru. LXP tidak hanya berfokus pada pengelolaan program pembelajaran dari perspektif perusahaan tetapi juga pada peningkatan pengalaman peserta atau pengguna. Berbeda dengan LMS yang bersifat top-down dari administrator, LXP memberi ruang pendekatan bottom-up yang menjadikan tiap karyawan bertanggung jawab atas pembelajaran dan pengembangan profesional mereka sendiri.

LXP ibarat portal pembelajaran pribadi dimana ragam konten terkait yang berpotensi jadi materi pembelajaran dari berbagai sumber diidentifikasi, diindeks, dan ditandai atau diberi tag. LXP mengenali setiap penggunanya dan mengidentifikasi konten yang relevan dengan peran pekerjaan, keterampilan, dan minat mereka. Hal ini akan membantu karyawan menemukan informasi untuk membantu tugas mereka dan merencanakan serta mengembangkan keterampilan karir jangka panjang mereka. Diharapkan tujuan pelatihan karyawan dengan menggunakan LXP dapat lebih terealisasikan karena mengutamakan kenyamanan peserta pelatihan.

Baca juga :  Peran Strategis LKP Dalam Menciptakan Tenaga Kerja Kompeten dan Produktif

2. Artificial Intelligence

Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin banyak diminati oleh berbagai industri, tak terkecuali dalam industri e-Learning. Dengan AI, peserta dapat memiliki tutor yang dipersonalisasi untuk membantu dalam pelatihan online mereka. Tutor online ini akan tersedia 24 jam dan mudah diakses di perangkat apa pun. Dengan integrasi AI, interaksi menjadi lebih lancar serta  meningkatkan pengalaman pelatihan online secara keseluruhan.

Saat ini, AI digunakan dalam beberapa hal termasuk pembelajaran mesin, analisis tingkat lanjut, visi komputer, dan pemrosesan bahasa alami. Penggunaan AI dalam bentuk analitik dan bahasa mempunyai potensi dan beberapa korporasi mulai merencanakan penerapan AI di dalam organisasi mereka untuk sistem algoritma pembelajaran adaptif, pengenalan suara otomatis, sistem text-to-speech, analisis prediktif, dan chatbots.

3. Analisis Big Data

Karena kebutuhan e-Learning yang semakin meningkat setiap tahunnya, kebutuhan akan analisis Big Data pun semakin kuat. Analisis data atau informasi dalam platform e-Learning berguna untuk memberi pengalaman pembelajaran yang dipersonalisasi. Big Data untuk program pelatihan dan pengembangan akan membantu manajemen mengidentifikasi dengan tepat area tertentu dalam kursus pelatihan yang perlu penyesuaian, misalnya jenis perangkat, browser, sistem operasi dan strategi konten yang menarik bagi peserta. Penggunaan Big Data memungkinkan manajemen punya perspektif lengkap mengenai kinerja setiap peserta pelatihan, apa kesulitan mereka, dan apa yang paling menarik bagi mereka, dan seberapa efektif mereka menerapkan pengetahuan tersebut.

4. Teknologi VR, AR, dan MR

Teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) dapat membuat peserta merasakan pelatihan yang lebih nyata dan menyenangkan. Fungsi VR adalah menyediakan realitas yang dibangun, sementara AR memberikan tampilan gambar nyata yang disempurnakan. Sedangkan MR, adalah kombinasi  gabungan dari VR dan AR. Menggunakan metode ini dalam pelatihan karyawan akan membantu menjelaskan apa yang tidak dapat ditunjukkan oleh gambar biasa atau sebuah eksperimen.

Baca juga :  Revolusi Industri 4.0 dan Persaingan Tenaga Kerja

Pentingnya teknologi AR dan VR terletak pada kemampuannya untuk mentransformasikan interaksi. Pengalaman mendalam ini membuat pembelajaran menjadi interaktif dan berkesan. Mereka unggul dalam skenario yang menuntut keterampilan praktis, pemahaman spasial, dan pengalaman sensorik. Misalnya, profesional medis dapat melakukan operasi virtual, pilot dapat melakukan simulasi keadaan darurat penerbangan, dan penggemar sejarah dapat menjelajahi peradaban kuno secara langsung. AR dan VR tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga meningkatkan retensi dan kepercayaan diri dari karyawan atau peserta pelatihan.

Ketika teknologi ini terus berkembang dan menjadi lebih mudah diakses, dampaknya terhadap e-learning akan meningkat terus secara berkelanjutan. Organisasi yang mengintegrasikan AR dan VR ke dalam strategi pelatihan dan pendidikan mereka akan mendapatkan keunggulan kompetitif karena pengalaman pembelajaran yang dinamis dan menarik membuat mereka siap menghadapi tantangan dunia nyata.

5. Microlearning

Microlearning menghadirkan konten pelatihan dan pembelajaran dalam segmen kecil dan singkat. Penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajar menyerap informasi paling baik ketika dihadrkan dalam potongan-potongan kecil. Formatnya bisa audio-video, gambar, atau teks. Bisa juga dalam bentuk game, blog, podcast, dan infografis disesuaikan dengan kebutuhan belajar yang spesifik.

Informasi bisa dengan mudah dan cepat diserap sehingga karyawan  tetap bisa produktif bekerja. Microlearning membuat pelatihan lebih cepat hingga 60% dibandingkan jenis pelatihan karyawan lainnya. Selain itu, metode pelatihan  microlearning akan  meminimalisir biaya pelatihan.**